Indonesiainteraktif.com, Bengkulu -- Pernyataan Wakil Walikota Bengkulu Dr. Dedy Wahyudi, SE. MM dan Kepala Dinas PUPR Kota Bengkulu Noprisman, ST. M.Si memberikan klarifikasi tentang ambruknya Bangunan Kota Tuo menuai kontroversi dari berbagai kalangan masyarakat dan praktisi.
Di ungkapkan oleh Ahli Teknik Rawa dan Pantai Utama juga mantan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Bengkulu dan mantan Kadis PU Kota Bengkulu serta Kepala Satker Penataan Bagunan dan Lingkungan Provinsi Bengkulu, Ditjen Ciptakarya Dr. Ir. H. Herawansyah. S.Ars. M.Sc, MT, IAI, yang juga seorang arsitek bahwa apa yang di sampaikan oleh Wakil Walikota dan Kepala Dinas PUPR melalui media online lokal tidak tepat, bahkan memperkeruh situasi yang ada, selolah-oleh membenarkan bahwwa amblasnya bangunan di kota tua tersebut adalah hal yang wajar padahal diyakini bahwa hancurnya bangunan tersebut bisa berakibat pidana.
Menurut Dedy Wahyudi sebagaimana dikutip dari media siber Beritarafflesia.com amblasnya sheet pile Kota Tuo ini lantaran air sungai dikawasan tersebut meluap dan juga diduga akibat air sungai Bengkulu yang sering naik, sehingga mengakibatkan struktur fisik bangunan melemah.
”Sheet pile Kota Tua yang di resmikan pada tahun 2021 lalu tersebut terjadi amblas merupakan hal yang wajar. Karena sebelumnya kondisi bangunan pemerintah pusat yang di bangun menggunakan APBD Pemkot ini dalam kondisi baik dan bagus. Tapi karena debit Air yang sering naik ke atas bangunan akibat banjir, makanya wajar fisik banguan itu ambles. Apalagi di sana kondisi aliran Arus sungainya deras” Jelas Dedy Wahyudi, jum,at sore (24/2/2023) kemarin.
Selaku ahli di bidang teknik rawa dan pantai, Herawansyah sangat menyayangkan Dedy Wahyudi, seorang Kepala Daerah memberikan statemen seperti di atas.
“Bahwa seharusnya Wakil Walikota tidak perlu memberikan jawaban dan statemen teknis yang bukan bidangnya tetapi memberikan kesempatan kepada Kepala Dinas PUPR Kota Bengkulu untuk memberikan statemen teknis mengenai ambruknya bangunan di Kota Tuo tersebut. Apalagi menyatakan sheet pile amblas dan wajar. Saya tegaskan setiap pembangunan bangunan gedung punya umur rencana, kalau uang bermilyar-milyar yang dihabiskan hanya bisa bertahan satu atau dua tahun saja tentu merupakan pemborosan dan pemborosan terhadap keuangan negara adalah tindakan korupsi, “kata Herawansyah.
Lanjut Herawansyah, “Saya juga heran mengapa Kepala Dinas PUPR Kota Bengkulu mengiyakan pernyataan Wakil Walikota Bengkulu tersebut. Saat saya menjadi Kadis PU Kota Bengkulu dahulu Noprisman merupakan orang yang cerdas dan merupakan staf terbaik. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa sebagai Kepala Dinas PUPR beliau seolah-olah tidak paham tehknis dan wajar saja bangunan kota tua bisa ambruk, “sesal Herawansyah.
"Kalau wakil walikota tidak mengerti saya bisa memaklumi, namun kalau seorang Kepala Dinas PUPR tidak meluruskan pernyataan Wakil Walikota dan membenarkan pernyataan yang tidak benar itu patut kita curigai, apakah dia mengerti atau tidak dengan teknis, atau takut dengan Wakil Walikota, “katanya.
Menurut Herawansyah, dari ilmu yang dia dapatkan bahwa bangunan itu punya umur rencana, masa baru satu tahun sudah ambruk dimana letak kewajarannya, ini jelas sekali merupakan kegagalan kontruksi atau bisa kita sebut total lost pada Bangunan Kota Tuo tersebut. Jadi jangan di plintir sehingga membenarkan hal yang salah.
"Setiap bangunan itu harus punya studi kelayakan, perencanaan dan perancangan yang matang termasuk juga studi kelayakan bisnis karena bangunan ini juga akan dijadikan tujuan wisata, sehingga ada umur rencananya, bukan seperti bangunan ini baru satu tahun sudah ambruk. Jelas perencanaannya tidak matang dan asal-asalan, “kata Herawansyah.
Kita harus urai dulu pekerjaan ini, mulai dari perencanaan dan perancangan (pekerjaan teknisnya), jika kita bicara perencanaan pasti ada hasil sondir boringnya, dan kapan sondir boringnya dilakukan, jika masuk spek teknis pekerjaan, berarti sheet pile nya tidak akan ambruk jika kedalamannya sudah sesuai hasil sondirnya. Sheet Pilenya harus sampai ke tanah dasar/keras. Prediksi saya sebagai ahli bahwa ujung sheet pilenya tidak sampai ke tanah dasar/tanah keras.
"Patut kita curigai, pekerjaan ini tidak dilaksanakan dengan perencanaan yang matang, diduga sheet pile nya tidak sampai pada kedalaman maksimal, “kata Herawansyah.
Menurut Herawansyah, dari hasil observasi lapangan maka tim kami menyimpulkan sebuah justifikasi teknis sementara.
- Bahwa yang dilakukan oleh konsultan perencana adalah menggunakan site pile sebagai penahan tanah timbunan, padahal site pile itu berfungsi sebagai covering dari tanah keras. Bukan untuk menerima beban dari tanah timbunan.
- Perencana lebih memikirkan aspek estitika dan sisi arsitektur serta tidak memikirkan fungsi dari sisi struktur bangunan. Seharuanya jika tanah tersebut adalah tanah timbunan maka yang dilakukan adalah menggunakan bearing wall atau menggunakan fondasi bore pile atau file cap.
- Informasi yang perlu didalami kebenarannya adalah bahwa dalam dalam perencanaan awal, kedalaman site pile adalah 6 meter namun dalam proses fisiknya dan as build drawingnya perencanaan itu ternyata hanya 2 meter saja yang masuk ke dalam tanah. Pada perencanaan kedua di atas tidak melihat kondisi as build drawing dan kondisi lapangan tetapi lebih menekankan kondisi arsitektur. Site Pile itu kan bukan bearing wall dan diduga yang menyebabkan robohnya bangunan adalah akibat tanah timbunan yang sangat banyak, saat ditimpah hujan tanah timbunan itu mengembang akibat air hujan sehingga menyebabkan bangunan tersebab roboh. Tanah yang ditimbun itu labil dan berat sehingga mengebabkan ambruknya bangunan tersebut, hal ini cukup sederhana untuk dianalisa oleh orang awam sekalipun.
Berkenaan dengan kejadian ambruknya Bangunan Kota Tua, sebagai putera asli Pasar Bengkulu dari pihak ayahnya, Herawansyah sangat menyesalkannya hal ini terjadi dan berharap adanya tindakan turun tangan dari aparat terkait baik secata teknis dan maupun aparat penegak hukum agar penyebabnya dapat diketahui secara terbuka berdasarkan keilmuan dan hukum yang berlaku sehingga tidak merugikan negara dan masyarakat yang saat ini menjadikan Kota Tuo sebagai tujuan wisata baru di Provinsi Bengkulu. (HRX).
Ditulis oleh : Dr. Ir. H. Herawansyah, S.Ars., M.Sc., MT., IAI (Indonesiainteraktif.com) dan Anton Hilman (SwaraNet.com)
Berita ini telah dihapus oleh orang yang tidak bertanggung jawab, ini adalah upload berita yang kedua.
Editor : Dr. Ir. Herawansyah, S.Ars., M.Sc., MT, IAI.
Galeri Foto :
Ambruknya Bangunan Kota Tuo, Padahal Baru Satu Tahun di Bangun. Diduga Ada Indikasi Kerugian Negara
Dinding Penahan Tanah Sheet Pile
Fungsi : biasanya dipakai untuk membendung air.
Material : Beton Prategang
Pengaplikasian : sheet pile biasanya dibangun hingga mencapai tanah keras
Dinding Penahan Tanah Revertment
Fungsi : Untuk memperkuat daerah miring, seperti alur pantai atau tepian sungai
Pengaplikasian : Jenis yang satu ini lebih efektif digunakan untuk mengamankan tanah terhadap gerusan dan banyak juga dipakai di daerah yang rentan terjadi longsor akibat abrasi