IndonesiaInteraktif.com, Bengkulu -- Permasalah dan Solusi pada endapan pasir di alur masuk Dermaga Pulau Baai (Bengkulu) meskipun sudah dilakukan penggalian (dredging) adalah isu teknis yang umum di banyak pelabuhan dengan karakteristik pantai terbuka dan aliran sedimen aktif.
Berikut kami sampaikan penjelasan dan solusi praktisnya:
Mengapa Endapan Pasir Masih Ada Meski Sudah Digali?
1. Proses sedimentasi alami belum dihentikan• Arus laut & gelombang di sekitar Pulau Baai membawa pasir, lumpur, dan sedimen dari laut lepas ke arah muara dermaga.
Lokasi Pulau Baai berada di pantai barat Sumatra → langsung menghadap Samudera Hindia, yang memiliki arus dan gelombang kuat terutama saat musim barat.
Akibatnya, endapan cepat kembali terjadi bahkan hanya beberapa bulan setelah pengerukan.
2. Desain alur masuk tidak disertai sistem pengendalian sedimentasi
Tidak ada atau belum optimalnya:
Breakwater (pemecah gelombang)
Groin atau jetty untuk mengalihkan arus
Saluran pembuang sedimen
Akibatnya, sedimen tetap bergerak bebas ke alur masuk kapal.
3. Pengerukan tidak dilakukan secara menyeluruh atau terputus
Kadang pengerukan hanya mencapai kedalaman tertentu (misalnya -6 meter LWS), tapi area sekitarnya masih tinggi → pasir mudah mengalir masuk kembali.
Jika tidak dilakukan secara periodik (misalnya per 6–12 bulan), sedimentasi akan kembali menumpuk.
Solusi Teknis & Rekomendasi
A. Monitoring & Dredging Berkala
Pengerukan rutin wajib dilakukan, apalagi jika lokasi rawan sedimentasi tinggi.
Gunakan teknologi sonar & bathymetry secara berkala untuk mengetahui elevasi dasar laut.
B. Pembangunan Struktur Pengendali SedimenBreakwater: mengurangi kekuatan gelombang yang membawa pasir.
Groin / Jetty: menahan aliran sedimen sepanjang pantai.
Silt Curtain / Sediment Trap: digunakan untuk menghalangi masuknya sedimen ke alur utama.
C. Rekayasa Hidraulik
Lakukan studi arus laut dan pola gelombang menggunakan model hidrodinamika (MIKE 21, Delft3D).
Tujuannya untuk memahami dari mana pasir masuk → bisa diarahkan ulang dengan perubahan bentuk dasar laut.
D. Penggunaan Geotekstil Tube (Geotube)
Alat ini bisa dipasang di area luar alur pelayaran untuk memerangkap pasir sebelum masuk ke alur utama.
Endapan pasir yang kembali meski sudah digali adalah hal lumrah secara geologi di wilayah pantai seperti Pulau Baai. Namun masalahnya bukan di pengerukan saja, tapi karena belum adanya sistem pengendalian sedimentasi jangka panjang.
Semoga bermanfaat
Penulis :
Dr. Ir. Herawansyah Ikram, S.Ars., M.Sc., MT, IAI
Ahli Teknik Rawa dan Pantai Utama
Indonesiainteraktif.com