IndonesiaInteraktif.com, Pekanbaru -- Komisi I DPRD se-Provinsi Riau sepakat untuk membuat memorandum. Pasalnya, Pemilu yang sekarang ukurannya uang. Hal itu dikemukakan Ketua Komisi I DPRD Riau Edy M. Yatim usai menerima kunjungan komisi I DPRD Indragiri Hulu (Inhu) di Gedung DPRD Riau, Rabu (21/2/24).
“Tadi teman-teman semuanya melaporkan, Pemilu itu uang. Artinya suara uang, enggak ada yang kita harapkan muncul berdasarkan bagaimana masyarakat menilai entah itu sosoknya, yang penting uang,” ujarnya.
Menyikapi hal itu, Komisi I DPRD se-Provinsi Riau muncul ide untuk membuat maklumat bersama. Untuk menghasilkan demokrasi yang lebih baik, ada pola yang mesti ditinjau ulang. Karena sistem yang ada sekarang, semua uang ukurannya. Masyarakat tidak mau tahu, baik itu DPR RI maupun DPRD Provinsi.
“Dulu kabupaten yang tajam kalau Pemilu. Karena pertarungannya dekat, jarak pendek pertarungannya, di situ uang main. Sekarang tidak, DPR RI pun enggak ada uang, kalau enggak ada uang enggak mau milih surat ini dan itu saya temukan di lapangan gitu,” beber anggota fraksi partai Demokrat itu.
Menyikapi kondisi tersebut ucap Edy Yatim, Komisi I DPRD se-Provinsi Riau berencana untuk membuat memorandum bersama, menyampaikan kepada penyelenggara pemerintahan dan penyelenggara Pemilu ini.
“Apakah itu KPU, Bawaslu, Kemendagri, pemerintah yang terkait dengan persoalan Pemilu, bahwa Pemilu yang kita harapkan menghasilkan sesuatu yang berkualitas, tetapi ternyata uang yang sangat berperan,” ucapnya.
Ketika disebut bahwa peran Bawaslu artinya lemah dalam Pemilu, Edy M Yatim membantah. Ia mengatakan bahwa, semua orang punya trik bermain. Nantinya kata Edy, apakah kembali ke sistem nomor urut atau terbuka. Menurutnya, sistem terbuka orang bisa perang terbuka.
“Ini kan kalau nomor urut, masyarakat enggak bisa macam-macam lagi. Ndak ada yang bisa nawarkan macam-macam. Pemilu jalan terus,” pungkasnya. (adv)