Rapat Paripurna DPRD HUT ke-71 Kabupaten Kampar Tahun 2021, “Basamo Mambolo Nagoghi”

Kampar

Indonesiainteraktif.com, Kampar - Sebagaimana rutin dilaksanakan setiap tahun, walupun dalam kondisi pandemi Covid-19, pada hari Sabtu (6/2/2021) bertempat di ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Kampar dilaksanakan Rapat Paripurna HUT ke-71 Kabupaten Kampar.

Rapat Paripurna HUT ke-71 Kabupaten Kampar tahun 2021 ini dipimpin oleh Ketua DPRD Kampar, Muhammad Faisal, ST., Bupati Kampar, H. Catur Sugeng Susanto, SH turut hadir pula Gubernur Riau diwakili oleh Wakil Gubernur Provinsi Riau, Brigjen TNI (Purn) H. Edi Natar Nasution, S.IP, serta sidang ini juga dihadiri para asisten, staf ahli dan para kepala dinas di lingkungan Pemda Kabupaten Kampar serta para undangan lainnya.

Tema ulang tahun Kabupaten Kampar ke 71 tahun 2021 ini adalah ‘basamo mambolo nagoghi’ atau bersama merawat negeri. Tema ulang tahun Kambupaten Kampar tahun ini lebih diartikam bersama membangun negeri dan bersama memberikan solusi yang baik dalam membangun negeri demi kemajuan Kabupaten Kampar yang baik ke depannya.

Dengan dilaksanakannya HUT Kabupaten Kampar ini, diharapkan sebagai introspeksi untuk pembangunan Kabupaten Kampar yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Riau. Kabupaten Kampar ini dikenal dengan julukan ‘Serambi Mekah’. Selain itu Kabupaten Kampar juga dikenal dengan julukan ‘Bumi Sarimadu'.

Kabupaten Kampar yang beribu kota di Bangkinang ini memiliki luas 11.289,28 km² atau 12,26% dari luas Provinsi Riau dan berpenduduk 851.837 jiwa (sensus pada tahun 2018).

Pada awalnya berdirinya, Kampar termasuk sebuah kawasan yang luas yang dilalui oleh sebuah sungai besar, yang dikenal dengan Sungai Kampar. Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit, beberapa sejarawan menafsirkan bahwa yang dimaksud Minanga Tanvar adalah pertemuan dua sungai yaitu  pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Teori ini didukung dengan penemuan Candi Muara Takus di tepian Sungai Kampar Kanan, yang diperkirakan telah ada pada masa Kerajaan Sriwijaya.

Berdasarkan Sulatus Salatin disebutkan adanya keterkaitan Kesultanan Melaka dengan Kampar. Kemudian juga disebutkan Sultan Melaka terakhir, Sultan Mahmud Shah setelah jatuhnya Bintan tahun 1526 ke tangan Portugis, melarikan diri ke Kampar, dua tahun setelah itu beliau mangkat dan dimakamkan di Kampar. Dalam catatan Portugal, disebutkan bahwa di Kampar waktu itu telah dipimpim oleh seorang Raja yang juga memiliki hubungan dengan penguasa kerajaan Minangkabau. (Hrx)