Tersiksa Batin Selama Jadi TKI, Meily Christine Warga Kota Bengkulu Berhasil Kabur Melalui Gorong-gorong

Meily merupakan korban jaringan TKI ilegal yang berangkat ke Malaysia pada tanggal 7 Januari 2024 kemarin, ia bercerita jika selama sebulan berkerja disana ia mendapatkan perlakuan yang sangat tidak mengenakan dari majikannya itu (Photo : Annisa)

 

IndonesiaInteraktif.com, Bengkulu -- Mendapat kekerasan secara fisik dan lisan saat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Meily Christine (48) warga Kelurahan Kandang, Kota Bengkulu ini berhasil kabur melalui gorong-gorong saat diperintahkan majikannya memotong rumput dihalam rumahnya.

Meily merupakan korban jaringan TKI ilegal yang berangkat ke Malaysia pada tanggal 7 Januari 2024 kemarin, ia bercerita jika selama sebulan berkerja disana ia mendapatkan perlakuan yang sangat tidak mengenakan dari majikannya itu.

“Selama saya bekerja disana, saya mendapat perlakukan yang sangat tidak baik, dimulai dari saya tidak boleh memakai jilbab, sholat, harus menggunakan celana pendek dan baju seksi serta rambut harus di potong pendek, bahkan saya setiap pagi, setiap hari disuruh meminum obat yang katanya itu vitamin, tetapi obat itu tidak saya minum karena saya takut,” ucap Meily di Bengkulu, Kamis (08/02/2024).

Meily menjelaskan jika ia sudah tidak sanggup berkerja menjadi TKI karena perliaku majikannya yang sangat kejam itu, dan setelah berhasil kabur melalui gorong-gorong, ia langsung menghubungi anaknya untuk meminta bantuan kepada Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Bengkulu yaitu Dr. Sahat Marulitua Situmorang, A.P., M.M.,

“Saya memberanikan diri untuk kabur melalui gorong-gorong, karena cuma itu jalan satu-satunya supaya saya bisa keluar dari rumah itu dan Alhamdulillah, saya berhasil kabur dan langsung menelpon anak saya untuk memintak bantuan kepada Pak Sahat untuk bisa membantu saya untuk pulang ke Indonesia,” jelasnya.

Selama menceritakan kisahnya, Meily tidak berhenti-henti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terkait, terutama kepada Kadinsos Kota Bengkulu, Pak Sahat, yang telah membantu dirinya agar bisa keluar dari Malaysia dan pulang ke Indonesia.

“Saya sangat ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, terutama kepada Pak Sahat, karena sudah membantu saya untuk bisa pulang ke Indonesia, saya tidak menyangka bahwa bekerja di negeri orang tidak lah sebaik yang saya pikirkan, semoga teman-teman dan masyarakat Bengkulu ini tidak tergiur dengan iming-iming kerja di luar itu enak,” Pungkas Meily.

Penulis : Annisa Putri Khafifa, S.Pd

Editor : Adv. Rindu Gita Tanzia Pinem, S.H., M.H. CPM