Kans Cawapres Prabowo Jika Wacana Koalisi Permanen 4 Partai Terwujud Pada Pilpres 2024

Kans Cawapres Prabowo Jika Wacana Koalisi Permanen 4 Partai Terwujud Pada Pilpres 2024 (Foto: II Art Center)

 

Indonesiainteraktif.com, Bengkulu -- Dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, masing-masing partai politik di Indonesia bergerak sangat dinamis. Wacana koalisi 4 partai politik yaitu Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) , Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN) ke arah permanen terus menguat  dan mendukung Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra sebagai calon Presiden (Capres). Sebagai calon Wakil Presiden (Cawapres) PKB, Golkar, dan PAN disebut sudah punya nama untuk jadi cawapres Prabowo.

Sejak awal koaisi dengan Gerindra, PKB telah mengusulkan mengusulkan Ketua Umumnya (Ketum) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Wakil Presiden. Partai Golkar juga telah mengusulkan  Ketumnya Airlangga Hartarto sebagai Wakil Presiden. PAN pun tidak mau kalah dan terus melobi agara Menteri BUMN Erick Thohir dapat dipilih sebagai calon Wakil Presiden Prabowo.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai ketiganya memiliki peluang yang sama. Ketiganya juga menurut Adi memiliki plus minus tersendiri.

"Saya kira kalau membacakan siapa yang bisa dampingi Prabowo apakah Airlangga, Cak Imin, atau Erick Thohir, itu peluangnya sama. Karena ketiga orang ini memiliki plus minus yang cukup melekat kepada mereka," kata Adi kepada wartawan, Jumat (16/6/2023).

Terkait Cak Imin menurut Adi memang memiliki basis partai yang kuat di beberapa daerah. Cak Imin juga bisa dikategorikan sebagai perwakilan NU. Namun, secara elektabilitas masih terbilang kurang signifikan untuk mendongkrak Prabowo.

"Cak Imin adalah sosok ketum PKB, dan PKB yang pertama menyatakan gabung ke Prabowo, ini menjadi cukup dipertimbangkan Prabowo. PKB juga dianggap memiliki basis konstituen solid terutama di Jatim, Jateng, dan mampu mengkonsolidasi basis NU. Termasuk PKB ini Islamnya cukup kentara. Cuma secara elektabilitas cawapres, Cak Imin belum muncul secara signifikan untuk mendongkrak Prabowo," ujarnya.

Begitu juga dengan Airlangga, Adi menilai Golkar memiliki basis yang juga solid, terlebih selalu berada pada posisi capres yang menangkan pemilu. Kekurangannya, elektabilitas Airlangga sebagai cawapres pun masih belum cukup untuk Prabowo.

"Airlangga dari segi kepartaian Golkar runner up di pileg 2019 lalu, tentu memiliki daya tawar yang signifikan, tidak bisa dibantah kalau Golkar terlatih ikut dan memenangkan pertarungan politik di setiap pemilu, memiliki jaringan yang solid tapi diakui Golkar ini irisan pemilihnya hampir sama dengan Gerindra. Pada saat bersamaan Airlangga elektabilitasnya juga tidak terlampaui muncul secara signifikan, saya kira tingkat probabilitynya sama dengan Cak Imin lah," ucapnya.

Sementara Erick Thohir yang tidak memiliki partai tapi didukung oleh PAN lebih unggul elektabilitasnya mengalahkan Cak Imin dan Airlangga. Namun, dari partai elektoral PAN termasuk dalam kategori rendah.

"Erick Thohir dari sisi kepartaian paling rendah elektabilitasnya kalah dengan PKB dan Golkar, tapi Erick Thohir belakangan elektabalitasnya mulai muncul secara signifikan di atas Cak Imin dan Airlangga, tapi selisihnya tidak terlampau jauh sih, ini juga menjadi pertimbangan bagi Prabowo kalau mengambil Erick Thohir. Erick Thohir juga dinilai punya logistik yang memadai," ucapnya.

Menyikapi pendapat  Adi Prayitno, Suimi Fales, anggota DPRD Provinsi Bengkulu Fraksi PKB, yang juga dicalonkan PKB sebagai anggota DPR-RI pada pemilu 2024 menyatakan bahwa Muhaimin Iskandar lah yang paling cocok sebagai wakil Prabowo.

“Ketum PKB lah yg paling cocok nasionalis relijius, mewakil nadiyin. Pak Prabowo berapasangan dengan Muhaimin peluang menang cukup besar kaewja disetiap pilpres PKB selalu memjadi penentu kemenagan,” ujar Suimi Fales.

 

Editor : Dr. Ir. H. Herawansyah, S.Ars., M.Sc., MT., IAI.